I.
Pengertian Analisis
SWOT
Analisis SWOT secara sederhana dipahami
sebagai pengujian terhadap kekuatan dan kelemahan internal sebuah organisasi,
serta kesempatan dan ancaman lingkungan eksternalnya. Analisa SWOT dicetuskan
oleh Albert Humprey pada dasawarsa 1960-1970an. SWOT adalah singkatan dari Strenghts(kekuatan), Weaknesses(kelemahan), Opportunities(peluang), danThreats(ancaman). Analisis SWOT merupakan salah satu
metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek, atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor
eksternal (luar) yaitu Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats. Metode ini paling
sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan
dilakukan. Analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai
pemecah masalah.
SWOT adalah perangkat umum yang didesain
dan digunakan sebagai langkah awal dalam proses pembuatan keputusan dan sebagai
perencanaan strategis dalam berbagai terapan. Instrument ini memberikan cara
sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi.
Instrumen ini menolong para perencana mengenai apa yang bisa dicapai dan
hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka (perencana).
Analisis SWOT adalah indentifikasi
beberapa faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan/organisasi (Rangkuti, 2000). Analisis ini didasarkan pada logika
yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Opportunities),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan
ancaman (Threats). SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal (StrenghtsdanWeaknesses) serta lingkungan eksternal (Opportunitiesdan Threats). Berikut ini adalah diagram analisis
SWOT(Rangkuti, 2000).
BERBAGAI PELUANG
|
||
3. Mendukung strategi turn
around
|
1. Mendukung strategi agresif
|
|
KELEMAHAN INTERNAL
|
KEKUATAN INTERNAL
|
|
4. Mendukung strategi deffensive
|
2. Mendukung strategi diversifikasi
|
|
BERBAGAI ANCAMAN
|
KUADRAN I
Ini merupakan situasi yang sangat
menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini
adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy).
KUADRAN II
Meskipun menghadapi berbagai
ancaman,perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi
yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
jangkapanjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/jasa).
KUADARAN III
Perusahaan menghadapi peluang pasar yang
sangat besar, tetapi dilain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan
internal.Fokus perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal
perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
KUADRAN IV
Ini merupakan situasi yang sangat tidak
menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan
internal.
Yang
perlu diperhatikan dalam pembuatan analisis SWOT adalah:
- Analisis SWOT bisa sangat subjektif. Bisa saja terjadi 2 orang menganalisa 1 perusahaan yang sama menghasilkan SWOT yang berbeda. Dengan demikian, hasil analisa SWOT hanya boleh digunakan sebagai arahan dan bukan pemecahan masalah.
- Pembuat analisa harus sangatrealistis dalam menjabarkan kekuatan dan kelemahan internal. Kelemahan yang disembunyikan atau kekuatan yang tidak terjabarkan akan membuat arahan strategi menjadi tidak bisa digunakan.
- Analisa harus didasarkan atas kondisi yang sedang terjadi dan bukan situasi yang seharusnya terjadi.
- Hindari daerah abu-abu.
- Hindari kerumitan yang tidak perlu dan analisa yang berlebihan. Buatlah analisa SWOT sesingkat dan sesederhana mungkin(Imadiklus, 2010).
Petunjuk
umum yang sering diberikan untuk perumusan adalah:
- Memanfaatkan kesempatan dan kekuatan (Opportunities dan Strengths).Analisis ini diharapkan membuahkan rencana jangka panjang.
- Atasi atau kurangi ancaman dan kelemahan (Threats dan Weaknesses). Analisa ini lebih condong menghasilkan rencana jangka pendek, yaitu rencana perbaikan (short-term improvement plan).
II.
Penjabaran SWOT
1. Strengths (Kekuatan)
Strenghts (kekuatan) adalah situasi
atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat
ini.Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh
organisasi, proyek organisasi itu sendiri.
Faktor-faktor kekuatan dalam lembaga
pendidikan adalah kompetensi khusus atau keunggulan-keunggulan lain yang
berakibat pada nilai plus atau keunggulan komparatif lembaga pendidikan
tersebut.Hal ini bisa dilihat jika sebuah lembaga pendidikan harus memiliki skill atau keterampilan yang bisa disalurkan
bagi perserta didik, lulusan terbaik/hasil andalan, maupun kelebihan-kelebihan
lain yang membuatnya unggul bagi pesaing-pesaing serta dapat memuaskan stakeholder maupun pelanggan (peserta didik, orang
tua, masyarakat, dan bangsa).
Sebagai contoh bidang keunggulan, antara
lain kekuatan pada sumber keuangan, citra yang positif, keunggulan kedudukan di
masyarakat, loyalitas pengguna, dan kepercayaan berbagai pihak yang
berkepentingan. Sedangkan keunggulan lembaga pendidikan di era otonomi
pendidikan atara lain: sumber daya manusia yang secara
kuantitatif besar, hanya saja perlu pembenahan dari kualitas.Bagi sebuah
lembaga pendidikan sangat penting untuk mengenali kekuatan dasar lembaga
tersebut sebagai langkah awal atau tonggak menuju
pendidikan yang berbasis kualitas tinggi.
2. Weaknesses (Kelemahan)
Weaknesses (kelemahan) adalah kegiatan-kegiatan
organisasi yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan
oleh organisasitidak dimiliki oleh organisasi. Kelemahan itu terkadang lebih mudah
dilihat daripada sebuah kekuatan, namun ada beberapa hal yang menjadikan kelemahan
itu tidak diberikan solusi yang tepat dikarenakan tidak dimaksimalkan kekuatan
yang sudah ada.
Segala sesuatu pasti memiliki kelemahan
adalah hal yang wajar tetapi yang terpenting adalah bagaimana sebagai penentu
kebijakan dalam lembaga pendidikan bisa meminimalisasi kelemahan-kelemahan tersebut atau bahkan kelemahan tersebut menjadi satu
sisi kelebihan yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lain. Kelemahan ini berupa kelemahan dalam sarana dan prasarana, kualitas atau kemampuan
tenaga pendidik, lemahnya kepercayaan masyarakat, tidak sesuainya antara hasil
lulusan dengan kebutuhan masyarakat atau dunia usaha dan industri, dan lain-lain.
Untuk itu, beberapa faktor kelemahan
yang harus segera dibenahi oleh para pengelola pendidikan, antaralain: (1) lemahnya SDM dalam lembaga pendidikan; (2)
sarana dan prasarana yang masih sebatas pada sarana wajib saja; (3) lembaga pendidikan swasta umumya kurang bisa menangkap peluang,
sehingga mereka hanya puas dengan keadaan yang dihadapi sekarang ini; (4) uotputlembaga
pendidikan belum sepenuhnya bersaing, dan sebagainya.
3. Opportunities (Peluang)
Opportunities (peluang) adalah faktor positif yang muncul dari
lingkungan dan memberikan kesempatan bagi organisasi untuk memanfaatkannya. Kondisiyang terjadi merupakan peluang
dari luar organisasi, proyek, atau konsep bisnis itu sendiri.
Peluang adalah suatu kondisi lingkungan
eksternal yang menguntungkan bahkan menjadi formulasi dalam lembaga
pendidikan.Situasi lingkungan tersebut misalnya: (1) kecenderungan penting yang terjadi dikalangan peserta didik; (2) identifikasi suatu layanan pendidikan yang belum mendapat perhatian; (3) perubahan dalam keadaan persaingan; (4) hubungan dengan pengguna atau
pelanggan, dan sebagainya.
4. Threats (Ancaman)
Threats (ancaman) adalah faktor negatif dari lingkungan yang memberikan hambatan bagi berkembangnya atau
berjalannya sebuah organisasi atau program.
Ancaman merupakan
kebalikan dari sebuah peluang, ancaman meliputi faktor-faktor lingkungan yang
tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga pendidikan. Jika sebuah ancaman tidak
ditanggulangi maka akan menjadi sebuah penghalang atau penghambat bagi majunya peranan sebuah lembaga pendidikan itu sendiri.
Contoh ancaman tersebut adalahminat peserta didik baru yang menurun, kurangnya
kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan tersebut, dan lain-lain.
Strengths (Kekuatan)
|
Weaknesses (Kelemahan)
|
|
Opportunities (Peluang)
|
Sebuah lembaga pendidikan harus memanfaatkan peluang menjadikan kekuatan
atau sebaliknya.
|
Peluang digunakan untuk menekan sebuah kelemahan yang ada.
|
Threats (Ancaman)
|
Kekuatan digunakan untuk menekan ancaman yang terjadi.
|
Sebuah lembaga pendidikan sebelum datang sebuah
ancaman harus menutupi kelemahan-kelemahan yang ada
dengan kekuatan dan peluang.
|
III.
Lingkungan Lembaga
Pendidikan
Beberapa
contoh lingkungan internal lembaga pendidikan yaitu:
1.
Tenaga kependidikan dan staff adminstrasi2. Ruang kelas, laboratorium, dan fasilitas sarana prasarana (lingkungan belajar)
3. Siswa yang ada
4. Anggaran operasional
5. Program riset dan pengembangan iptek
6. Organisasi atau dewan lainnya dalam sekolah
Beberapa
contoh lingkungan eksternal lembaga pendidikan yaitu:
1.
Tempat kerja yang prospektif bagi lulusan2. Orang tua dan keluarga siswa
3. Lembaga pendidikan pesaing lainnya
4. Sekolah atau lembaga tinggi sebagai persiapan lanjutan
5. Demografi sosial dan ekonomi penduduk
6. Badan-badan penyandang dana
IV.
Strategi SWOT
- Strategi Kekuatan–Kesempatan (Strengths–Opportunities atau Max–Max)
Strategi yang dihasilkan pada kombinasi
ini adalah memanfaatkan kekuatan atas peluang yang telah diidentifikasi. Misalnya
bila kekuatan lembaga pendidikan adalah pada keunggulan teknologinya,
maka keunggulan ini dapat dimanfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang
membutuhkan tingkat teknologi dan kualitas yang lebih maju, yang keberadaannya dan kebutuhannya telah diidentifikasi pada analisis kesempatan.
- Strategi Kelemahan–Kesempatan (Weaknesses–Opportunities atau Min–Max)
Kesempatan yang dapat diidentifikasi
tidak mungkin dimanfaatkan karena kelemahan lembaga
pendidikan.
Misalnya jaringan distribusi ke pasar tersebut tidak dipunyai oleh lembaga pendidikan. Salah satu strategi yang dapat ditempuh adalah bekerjasama
dengan lembaga pendidikan lain yang mempunyai kemampuan menggarap pasar tersebut.
Pilihan strategi lain adalah mengatasi kelemahan agar dapat memanfaatkan
kesempatan.
- Strategi Kekuatan–Ancaman (Strengths–Threats atau Max–Min)
Dalam analisa ancaman ditemukan
kebutuhan untuk mengatasinya. Strategi ini mencoba mencari kekuatan yang
dimiliki lembaga pendidikan yang dapat mengurangi atau menangkal
ancaman tersebut. Misalnya ancaman persaingan
lulusan.
- Strategi Kelemahan–Ancaman (Weaknesses–Threats atau Min–Min)
Dalam situasi menghadapi ancaman dan
sekaligus kelemahan internal, strategi yang umumnya dilakukan adalah
“keluar” dari situasi yang terjepit tersebut. Keputusan yang diambil adalah
“mencairkan” sumber daya yang terikat pada situasi yang mengancam tersebut, dan
mengalihkannya pada usaha lain yang lebih cerah. Siasat lainnya adalah
mengadakan kerjasama dengan satu lembaga
pendidikan
yang lebih kuat, dengan harapan ancaman di suatu saat akan hilang. Dengan
mengetahui situasi yang akan dihadapi, lembaga
pendidikan di bawahnya dapat mengambil langkah-langkah yang perlu dan bertindak dengan mengambil
kebijakan-kebijakan yang terarah dan mantap, dengan kata lain lembaga pendidikan dapat menerapkan strategi yang tepat.
V.
Jenis Analisis SWOT
- Model Kuantitatif
Sebuah asumsi dasar dari model ini
adalah kondisi yang berpasangan antara Strengths dan Weaknesses, serta Opportunities dan Threats. Kondisi berpasangan ini terjadi karena
diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan selalu ada kelemahan yang tersembunyi
dan dari setiap kesempatan yang terbuka selalu ada ancaman yang harus
diwaspadai. Ini berarti setiap satu rumusan Strengths(S), harus selalu memiliki satu pasangan Weaknesses(W) dan setiap satu rumusan Opportunities(O) harus memiliki satu pasangan satu Threaths (T).
Kemudian setelah masing-masing komponen
dirumuskan dan dipasangkan, langkah selanjutnya adalah melakukan proses
penilaian. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor pada masing-masing
subkomponen dimana satu subkomponen dibandingkan dengan subkomponen yang lain
dalam komponen yang sama atau mengikuti lajur vertikal.Subkomponen yang lebih
menentukan dalam jalannya organisasi, diberikan skor yang lebih besar. Standar
penilaian dibuat berdasarkan kesepakatan bersama untuk mengurangi kadar subjektivitas penilaian.
- Model Kualitatif
Urutan dalam membuat analisa SWOT kualitatif, tidak berbeda jauh dengan urut-urutan model
kuantitatif, perbedaan besar diantara keduanya adalah pada saat pembuatan
subkomponen dari masing-masing komponen. Apabila pada model kuantitatif setiap
subkomponen Strengths memiliki pasangan subkomponen Weaknesses, dan satu subkomponen Opportunities memiliki pasangan satu subkomponen Threats, maka dalam model kualitatif hal ini tidak terjadi. Selain
itu, subkomponen pada masing-masing komponen (S-W-O-T) adalah berdiri bebas dan
tidak memiliki hubungan satu sama lain. Ini berarti model kualitatif tidak
dapat dibuatkan Diagram Cartesian, karena mungkin saja misalnya, subkomponen Strengths ada sebanyak 10 buah, sementara
subkomponen Weaknesses hanya 6 buah (Misselina, Hariany, dan
Risyana, 2010).
VI.
Tahap Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah bagian dari tahap-tahap perencanaan strategis suatu organisasi yang terdiri dari tiga tahap
yaitu tahap pengumpulan data, tahap analisis, dan tahap pengambilan keputusan.
- Tahap Pengumpulan Data
Tahap ini pada dasarnya tidak hanya
sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan
pengklasifikasian dan pra-analisis data. Pada tahap ini data dapat
dibedakan menjadi dua yaitu data eksternal dan data internal.Data eksternal
dapat diperoleh dari lingkungan di luar sekolah seperti:
a.
Peran masyarakat
b.
Donatur
c.
Pemerintah
Data internal dapat diperoleh dari dalam
sekolah itu sendiri, antara lain:
a.
Laporan keuangan sekolah
b.
Administrasi sekolah
c.
Kegiatan belajar-mengajar
d.
Keadaan guru dan siswa
e.
Fasilitas sarana dan prasarana sekolah
f.
Administrasi guru dan lain lain
Pada tahap ini digunakan 2 model matriks
pengumpulan data yaitumatriks faktor strategi eksternal dan matriks faktor
strategi internal.Langkah-langkah menyusun Matriks Faktor Strategi Eksternal
(EFAS) dan Matriks Faktor
Strategi Internal (IFAS) yaitu:
a.
Susunlah dalam kolom 1 (5
sampai dengan 10
peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan).
b.
Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari
1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting).
c.
Hitung rating (di
dalam kolom 3) untuk masing masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4
(outstanding) berdasarkan pengaruh
faktor tersebut terhadap kondisi sekolah yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat
positif (peluang yang semakin besar diberi rating
+4 tetapi jika peluangnya kecil diberi rating
+1), sedangkan pemberian rating untuk
ancaman adalah kebalikan dari pemberian rating
peluang.
d.
Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating kolom 3 untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4.
Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing masing faktor yang nilainya bervariasi
mulai dari 4,0 (outstanding) sampai 1,0 (poor).
e.
Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan
mengapa faktor-faktor tersebut dipilih dan bagaimana
skor pembobotannya dihitung.
f.
Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh
skor pembobotan bagi sekolah yang bersangkutan. Nilai total ini akan menunjukkan
bagaimana sekolah bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya.
- Tahap Analisis Data SWOT
Setelah mengumpulkan semua informasi
yang berpengaruh terhadap kelangsungan sekolah, tahap selanjutnya adalah
memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model-model kuantitatif
perumusan strategi. Ada beberapa model yang dapat digunakan dalam menyusun
analisis SWOT antara lain:
a.
Matriks TOWS atau Matrik SWOT
b.
Matriks BCG (Boston Consulting Group) atau dikenal dengan
Growth/Share Matriks
c.
Matriks Internal Eksternal
d.
Matriks SPACE
e.
Matriks Grand Strategy
Matriks TOWS atau SWOT lebih banyak digunakan karena matriks ini akan menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi sekolah dapat disesuaikan dengan kekuatan
dan kelemahan yang dimilikinya. Berikut skala yang
biasa digunakan dalam menganalisis SWOT skala angka 1-4:
Kekuatan: Poin 1 = Kecil Kelemahan: Poin 1 = Besar
Poin 4 = Besar Poin 4 = Kecil
Peluang: Poin 1 = Kecil Ancaman: Poin 1 = Besar
Poin 4 = Besar Poin 4 = Kecil
- Tahap Pengambilan Keputusan
Dari analisis data
SWOT yang telah dilakukan, kemudian ditarik suatu kesimpulan. Kesimpulan data
hasil analisis SWOT tersebut mempengaruhi dan menjadi dasar dari pengambilan
keputusan pada akhir tahap.
VII.
Rencana SWOT
Sekolah
Dalam dunia pendidikan analisis ini digunakan untuk
mengevaluasi fungsi pengembangan kurikulum, fungsi perencanaan dan evaluasi,
fungsi ketenagaan, fungsi keuangan, fungsi proses belajar mengajar, fungsi
pelayanan kesiswaan, fungsi pengembangan iklim akademik, fungsi hubungan
sekolah dengan masyarakat, dan sebagainya. Maka untuk mencapai
tingkat kesiapan setiap fungsi dan faktor-faktornya dilakukanlah analisis SWOT.
Analisis SWOT dilakukan dengan maksud untuk mengenali tingkat
kesiapan setiap fungsi dari keseluruhan fungsi sekolah yang diperlukan untuk
mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Berhubung tingkat kesiapan fungsi
ditentukan oleh tingkat kesiapan masing-masing faktor yang terlibat pada setiap
fungsi, maka analisis SWOT dilakukan terhadap keseluruhan faktor dalam setiap
fungsi, baik faktor internal maupun eksternal.
Satu hal yang harus diingat oleh para pengguna analisis SWOT, bahwa analisis SWOT adalah semata-mata sebuah alat
analisis yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang
mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisis ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang tepat bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh organisasi. Analisis SWOT bertujuan untuk menemukan aspek-aspek penting dari kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman pada suatu lembaga sehingga
mampu memaksimalkan kekuatan, meminimalkan kelemahan, mereduksi ancaman, dan membangun peluang.
Analisis SWOT adalah bagian dari tahap-tahap perencanaan strategis suatu organisasi yang terdiri dari tiga tahap
yaitutahap pengumpulan data, tahap analisis, dan tahap pengambilan keputusan. Pada tahap ini data dapat dibedakan
menjadi dua yaitu data eksternal dan data internal.
Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar
sekolah seperti:
- Peran masyarakat
- Donatur
- Pemerintah
- Organisasi lain.
Pengambilan data eksternal diambil dari Opportunity(Peluang) dan Threat(Ancaman).
Data internal dapat diperoleh dari dalam
sekolah itu sendiri, antara lain:
- Laporan keuangan sekolah
- Administrasi sekolah
- Kegiatan belajar-mengajar
- Keadaan guru dan siswa
- Fasilitas sarana dan prasarana sekolah
- Administrasi guru, dan lain-lain.
Pengambilan data eksternal diambil dari Strength(Kekuatan)dan Weakness(Kelemahan).
Berikut rencana tentang SWOT agar sekolah tetap eksis dalam kancah
pendidikan:
- Strength (Kekuatan)
- Motivasi guru dan siswacukup tinggi sehingga mampumengembangkanmetode pembelajaran yang efektif dan disertai denganpenerapan iman dan takwasehingga siswa cukup antusias dalam merespon setiap pembelajaran.
- Hubunganantara guru dengan guru maupun guru dengan siswa sangat kondusif baik dalam kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler untuk membentuk kualitas siswa yang positif.
- Dalam segi pendekatan, guru menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa dapatmengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Mempunyai letak geografis yang strategis dan lahan yang cukup luas serta didasari oleh daya dukung masyarakat yang positif sehingga dapatmeningkatkan hubungan kerja sama antara sekolah, komite,orang tua siswa, dan masyarakat.
- Tenaga pengajar yang heterogen dalam hal usia sehingga memiliki kinerja yang tinggi, berimbang, dan semangatdalam meningkatkan disiplin personal sertamembentuk siswa yang kaya akan pengalaman dan ilmu sesuai dengan tingkatannya.
- Kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler yang sangat efektif dengan tenaga operasional yang memadai untuk meningkatkan prestasi siswa sesuai dengan bakat, minat, dan kreativitas.
- Weakness (Kelemahan)
- Rekrutmen guru dan staff yangterkadangtidak sesuai dengan kebutuhandan sarat dengan unsur kekeluargaan.
- Masih adanya sistem koneksi dari pihak intrasekolah dalam penerimaan siswa baru atau pindahan di samping penerimaan siswa baru atau pindahan dengan sistem tes sehingga terjadi ketidaksetaraan kemampuan siswa dalam segi pembelajaran.
- Dana sumbanganorang tua siswa dalam hal anggaran pembangunan sekolah sulit disebabkan oleh kondisi perekonomian beberapa orang tua siswa yang berada dibawah rata-rata.
- Fasilitas sarana dan prasarana yang kurang mendukung untuk pembelajaran terutama perpustakaan dan laboratorium sehingga kelengkapan buku dan alat praktikum yang dimanfaatkan oleh siswa untuk penunjang pembelajaran masih kurang ketersediaannya.
- Gedung sekolah membutuhkan banyak perbaikan/renovasi dan penambahan ruang seperti ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, dan juga ruang kantor yang masih kurang memadai.
- Opportunity (Peluang)
- Adanya dukungan pemerintah daerah dalam melengkapi sarana dan prasarana sekolah dengan cara mengajukan prososal ke Pemerintah Daerah Tingkat I dan Tingkat II perlu dilakukan untuk melengkapi sarana dan prasarana sekolah.
- Pembangunan sekolah dengan memanfaatkan tanah yang lebih luas dapat menunjang pembelajaran ke arah yang representatif.
- Sarana dan prasarana yang telah ada merupakan kekuatan dalam menunjang pembelajaran sehingga dapatdimanfaatkan dan ketersediaannya harus terus dikembangkan.
- Dukungan masyarakat dalam hal peningkatan kualitas siswa dan lulusan sekolah dapat diterima di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
- Lokasi yang strategis menjadi kekuatan dalam perkembangan sekolah dan memberikan peluang yang cukup besar dalam hal perekrutan lulusan jenjang pendidikan di bawahnya.
- Daya dukung masyarakat sangat tinggi, terbukti dengan jumlah pendaftar siswa baru yang selalu bertambah dari tahun ke tahun.
- Threat (Ancaman)
- Jarak sekolah yang dekat dengan lembaga pendidikansetingkat yang bersaing dalam hal kualitas.
- Lingkungansekolah belum memiliki lapangan olahraga dan tempat parkir yang memadai, akibatnya banyak motor milik siswa yang terparkir di luar lingkungan sekolah.
- Adanya persaingan kualitas lulusan antarsekolah dalam hal tes masukke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
- Kemajuan teknologi komputer dan informatika belum maksimal karenajumlah guru pengajar TIK masih kurang.
- Karena berbatasan langsung dengan lembaga pendidikan setingkat yang lain,maka dengan tidak adanya tembok pemisah membuat keamanan sekolah menjadi terganggu.
VIII.
Tujuan Analisis
SWOT
Analisis
SWOT mengarahkan analisis strategi dengan cara memfokuskan perhatian pada kekuatan
(strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) yang merupakan hal yang kritis bagi
keberhasilan perusahaan. Maka perlunya identifikasi terhadap peluang dan
ancaman yang dihadapi serta kekutan dan kelemahan yang dimiliki sekolah melalui telaah terhadap lingkungan dan potensi sumber daya sekolah dalam menetapkan sasaran dan merumuskan strategi pendidikan yang realistis dalam mewujudkan misi dan visinya.
Maka
tujuan analisis SWOT pada lembaga pendidikan adalah untuk mengoreksi faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan yang telah
dianalisis. Apabila terdapat kesalahan, agar lembaga pendidikan itu berjalan dengan baik maka lembaga
pendidikan
itu harus mengolah untuk mempertahankan serta memanfaatkan peluang yang ada
secara baik, begitu juga pihak lembaga pendidikan harus mengetahui kelemahan yang dihadapi agar menjadi
kekuatan serta mengatasi ancaman menjadi peluang.
IX.
Manfaat Analisis
SWOT
Analisis SWOT bermanfaat apabila telah
secara jelas ditentukan dalam arah mana lembaga
pendidikan
menuju ke masa depan serta ukuran apa saja yang digunakan untuk menilai
keberhasilan manajemen dalam menjalankan misinya dan mewujudkan visinya.
Manfaat dari analisis SWOT adalah merupakan strategi bagi para stakeholder untuk
menetapkan sarana-sarana saat ini atau kedepan terhadap kualitas internal
maupun eksternal.
X.
Fungsi Analisis
SWOT
Pengenalan
akan kekuatan yang dimiliki akan membantu lembaga
pendidikan
untuk tetap menaruh perhatian dan melihat peluang-peluang baru. Sedangkan
penilaian yang jujur terhadap kelemahan-kelemahan yang ada akan memberikan
bobot realisme pada rencana-rencana yang akan dibuat lembaga pendidikan.
Sehingga fungsi dari analisis SWOT adalah untuk
menganalisa mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki lembaga pendidikan yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi internal
perusahaan, serta analisa mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan
yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi eksternal perusahaan.

1 komentar:
it's good.. thanks indeed
Posting Komentar